Ketika ngomongin soal keju, Eropa adalah “rumah besarnya” keju dunia. Dari yang rasanya mild dan creamy sampai yang aromanya tajam dan bikin kaget, semuanya ada. Setiap negara punya gaya, teknik, dan karakter rasa sendiri yang bikin keju-keju ini bukan cuma makanan pendamping, tapi pengalaman kuliner. Buat kamu yang penasaran sama varian keju Eropa yang unik dan wajib dicoba, yuk kita jelajahi satu per satu!

Gouda Aged – Belanda

Kalau kamu biasanya cuma kenal Gouda yang muda dan lembut, coba deh naik level ke Gouda aged. Varian ini sudah melalui proses pematangan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sehingga teksturnya jauh lebih padat dan warnanya cenderung gelap. Yang bikin seru, Gouda aged punya rasa karamel yang khas dengan hint nutty yang dalam.

Bagian terbaiknya? Keju ini sering punya “crunchy crystals” alami, yaitu kristal kecil bernama tirosin yang terbentuk selama proses aging. Sensasinya kayak makan keju dengan taburan crunchy kecil yang gurih. Cocok dimakan langsung, diparut di atas pasta, atau dijadikan pasangan wine merah.

Roquefort – Prancis

Roquefort dikenal sebagai salah satu keju biru paling legendaris di dunia. Dibuat dari susu domba dan dibiakkan dengan jamur Penicillium roqueforti, keju ini punya rasa yang tajam, asin, dan creamy. Aromanya memang cukup kuat, tapi kalau sudah jatuh cinta, susah lepasnya.

Teksturnya lembut dan mudah lumer di lidah, bikin Roquefort cocok banget dijadikan topping salad, olesan roti, atau dicampur ke saus steak biar rasanya makin nendang. Banyak chef Eropa menganggap Roquefort sebagai “rajanya blue cheese,” dan setelah nyobain, kamu mungkin setuju.

Manchego – Spanyol

Manchego dibuat dari susu domba Manchega di wilayah La Mancha, daerah yang sama dengan latar kisah Don Quixote. Keju ini punya tekstur semi keras dengan rasa yang buttery, sedikit manis, dan nutty. Yang unik, permukaan keju ini biasanya punya pola anyaman yang khas karena dicetak menggunakan cetakan tradisional.

Ada beberapa jenis Manchego berdasarkan lamanya pematangan: yang muda lebih lembut dan creamy, sementara yang tua punya karakter lebih kuat dan rapuh. Keduanya enak dipadukan dengan madu, almond, atau selai buah. Simpel, tapi elegan banget.

Parmigiano Reggiano – Italia

Buat pecinta pasta, nama keju ini pasti nggak asing. Parmigiano Reggiano sering disebut sebagai “The King of Cheese.” Teksturnya keras dan sedikit crumbly dengan rasa savory yang kompleks–perpaduan antara gurih, salty, dan nutty.

Yang bikin keju ini istimewa adalah proses produksinya yang sangat ketat dan bisa memakan waktu lebih dari 2 tahun. Keju ini nggak cuma enak diparut di atas pasta atau risotto, tapi juga mantap dimakan begitu saja dengan balsamic vinegar berkualitas tinggi.

Stilton – Inggris

Stilton adalah keju biru khas Inggris yang rasanya lebih mild daripada Roquefort, sehingga cocok buat pemula yang mau menjelajahi dunia blue cheese tanpa “kaget.” Aromanya tetap khas dan dalam, tapi sensasi creaminess-nya bikin keju ini terasa seimbang.

Stilton sering dijadikan campuran saus, disajikan dengan cracker, atau dipadukan dengan buah seperti anggur dan pir. Kalau mau cara yang lebih British, makan Stilton bareng segelas port wine—perpaduannya luar biasa.

BACA JUGA: Jelajah Kuliner Himalaya: 3 Makanan Tradisional Nepal yang Unik

Dengan begitu banyak varian keju dari berbagai kawasan Eropa, eksplorasi kuliner jadi makin seru. Entah kamu pecinta rasa tajam atau lebih suka yang lembut, pasti ada keju yang cocok buat seleramu. Selamat mencoba dan selamat menjelajah dunia keju!