Kalau ngomongin masakan wajan panas, sebagian orang langsung terpikir “tumis ala Asia”. Padahal, teknik memasak cepat di atas wajan panas ini ternyata hadir dalam berbagai budaya kuliner dunia—nggak cuma Tiongkok, Jepang, atau Thailand. Setiap negara punya gaya, bumbu, dan filosofi sendiri soal stir-fry. Menariknya, prinsip dasarnya sama: panas tinggi, waktu singkat, dan rasa yang tetap nendang. Yuk, kita bahas lebih dalam!

China: Raja Stir-Fry dengan Teknik Wok Hei

Ketika bicara stir-fry, Tiongkok adalah rumah asal teknik ini. Di sana dikenal istilah wok hei, yang bisa diartikan sebagai “nafas wajan” atau aroma khas yang muncul dari wajan super panas. Proses ini bikin makanan punya rasa smokey yang khas.

Biasanya masakan dimulai dari memanaskan minyak pada suhu sangat tinggi, lalu bahan dimasukkan bertahap: dari yang paling lama matang hingga sayuran cepat layu. Contohnya, chicken stir-fry, chow mein, atau kung pao chicken. Yang bikin khas adalah kombinasi bumbu sederhana seperti kecap asin, jahe, bawang putih, dan sedikit arak masak. Meski simpel, rasanya tetap kaya.

Jepang: Kering, Ringan, dan Seimbang

Stir-fry ala Jepang identik dengan keseimbangan rasa dan tampilan yang bersih. Teknik ini sering disebut itame-mono. Contoh paling populer adalah yasai itame—tumis sayuran dengan kecap asin, mirin, dan sedikit minyak wijen.

Yang menarik, orang Jepang lebih suka sayur tetap crunchy dan tidak terlalu berminyak. Jadi panas wajan dijaga stabil, dan bahan tidak ditumpuk terlalu banyak biar tidak menghasilkan uap berlebih. Masakan tumis Jepang cenderung ringan, cocok buat kamu yang suka makanan sehat tapi tetap flavorful.

Thailand: Wajan Panas Bertemu Rasa Pedas–Manis

Thailand punya identitas kuat dalam dunia stir-fry: pedas, manis, dan penuh aroma. Salah satu contohnya adalah Pad Kra Pao, tumisan daging dengan kemangi Thai yang wanginya bikin nagih. Ada juga Pad See Ew dan Pad Thai, yang terkenal ke seluruh dunia.

Ciri khas tumisan Thailand ada pada penggunaan saus ikan, gula aren, jeruk nipis, dan cabai. Proses memasaknya cepat, tapi hasilnya kaya rasa. Teknik ini bikin setiap aroma keluar maksimal tanpa bikin bahan kelewat lembek.

Korea: Rasa Umami yang Dalam

Masakan wajan panas ala Korea biasanya fokus pada saus berbasis gochujang (pasta cabai merah) atau soy sauce ala Korea. Contoh paling terkenal adalah bulgogi dan japchae.

Korea sering memadukan teknik stir-fry dengan proses marinasi lama. Ini bikin rasa daging jadi lebih meresap. Hasil akhirnya? Tumisan yang manis, gurih, dan beraroma smokey tanpa wajan harus dibolak-balik terlalu cepat.

Barat: Versi Modern yang Lebih Bebas

Di negara-negara Barat, teknik stir-fry populer sebagai cara masak cepat untuk makanan sehat. Biasanya mereka menggunakan wajan datar (skillet), bukan wok tradisional. Bumbunya pun lebih fleksibel—mulai dari saus teriyaki, BBQ, sampai balsamic vinegar.

Yang paling umum ditemui adalah vegetable stir-fry atau tumis ayam dengan paprika dan bawang bombay. Gaya ini lebih bebas dan mengikuti selera masing-masing.

BACA JUGA: Hidangan Kentang dari Negara-Negara Belahan Utara

Meski berasal dari Tiongkok, stir-fry telah bertransformasi menjadi teknik global. Setiap negara punya ciri khas, dari pedas-manis ala Thailand hingga ringan dan rapi ala Jepang. Jadi, kalau kamu suka masakan cepat, wajan panas adalah sahabat terbaik di dapur. Tinggal pilih gaya mana yang cocok dengan lidahmu!